Warung kucingan (baca : angkringan (bahasa Semarangan)) merupakan salah satu tempat favorit nongkrong saya semasa kuliah dulu. Salah satu alasan yang membuat saya gemar nongkrong ditempat ini selain murah yaitu saya bisa berinteraksi dengan semua pelanggan warung tersebut tanpa harus kenalan terlebih dahulu. Tema obrolan sangat bervariasi, mulai dari yang santai sampai serius, mulai dari normal sampai abnormal. Bahkan bisa langsung nimbrung pembicaraan tanpa ada yang tersinggung. Ini mungkin bentuk adat keramahan cah Semarang yang terbuka pada siapa saja. Namun kali ini saya tidak akan membahas tentang warung kucingan, tetapi tema obrolan yang saya temukan barusan di warung kucingan sebelah kantor.