Dengan berlagak luwes dan diplomatis saya pun mengungkapkan " duuuh, telat lagi ya?? maaf yaaa! perekonomian lagi kacau". Ia pun menjawab dengan rasa was-was seolah-olah siap berdiplomasi dengan seekor harimau.
"iya ibu, saya hanya menyampaikan dari mba *ita karena sebenarnya beliau yang handle ibu. Kebetulan nasabah saya banyak di area sini. Jadi sekalian". Entah sudah berapa kali ia mengungkapkan hal tersebut setiap datang kesini.
Begitu saya berondong dengan semua komplain saya mengenai BNI, body language nya langsung berubah. Padahal saya mengungkapkan semuanya dengan bahasa yang sangat sangat halus dan intonasi yang sangat merendah dan memohon. Semakin tidak enaklah dia. Saking tidak enaknya ia menyambungkan saya dengan petugas yang memang seharusnya menghandle kami, mba *ita. Dan seperti biasa dengannya cuma menghasilkan perdebatan tanpa ada solusi. Saya pun bilang "udah ah mas saya capek. Terserah aja"
Walaupun kelihatan di tenang2kan namun wajahnya benar-benar menyimpan rasa tidak enak. Ia pun pamit dan berjanji menyampaikan keluhan saya dan mengingatkan soal pembayaran. "iya mas insya Allah sebelum akhir bulan saya akan tranfer " janjii saya.
Sepeninggal mereka dari rumah ini, pikiran saya belum mau teralihkan dari BNI. Harus sampai kapan saya di buat pusing dengan masalah ini. Sehingga akhirnya tiba-tiba terpikir untuk menulis, mungkin saja rasa kesal plus capek ini terobati.
Saya membayangkan bagaimana kalau saya ada di pihak BNI, menghadapi nasabah seperti saya yang sering membayar tagihan dengat telat sampai 3 bulan, bahkan pernah sampai 4 bulan. Tentu saya akan rugi. Sebagai ganti rugi kerugian saya, maka saya akan kenakan pinalty dan biaya-biaya keterlambatan serta bunga tentuya. Saya ga mau rugi donk. Saya akan bebankan semua itu ke nasabah yang bandel seperti saya. Belum lagi nama saya, saya masukan ke Black list BI, Sehingga nasabah bandel seperti saya akan ditolak di mana-mana kalau mau pinjam uang. Baiklah, bisa dimengerti. Saya sangat mengerti posisi BNI sebagai bank yang telah meminjamkan dananya atas pembelian rumah saya. Maka sayapun menerima segala konsekuensi yang ditetapkan dalam perjanjian. Mau ga mau lah pasti!
Sekarang di balik, kira-kira BNI mikirin ga ya posisi saya sebagai nasabah, yang sudah mengalami kesulitan ekonomi tapi masih bela-belain memperjuankan rumah ini karena cuma ini harta yang saya miliki untuk anak cucu kami nanti. Mikirin ga ya Bahwa sebagai nasabah yang sudah mengangsur lebih dari 3 tahun dan memasuki tahun ke empat, saya berhak untuk menerima rekening koran sebagai bentuk transparansi pembayaran saya yang setiap bulan, rek koran yang hingga hari ini baru selembar2nya yang saya terima semenjak akad. Rekening koran yang terus saya perjuangkan dari cabang bogor sampai kota, bolak-balik suruh isi ini isi itu, belum lagi berdebat ini, berdebat itu dengan petugas seperti mba *ita yang maunya benar sendiri. Mikirin ga ya kalau itu haknya nasabah?
Mikirin ga uang saya yang sudah masuk ke rekening mereka ratusan juta yang sebagian untuk menggaji orang didalamnya dan hingga hari ini sertifikat rumah saya masih nama pembeli pertama? Hingga hari ini urusan dengan notarispun mereka ga bisa bantu. Walaupun saya sudah bolak balik telp ke notaris di ping pong sana sini, dan BNI berjanji mau bantu, Namun sampai hari ini hanya lip service.
Saya jadi berpikir. Kalau saya sebagai nasabah yang meminjam dikenakan punishment karena kesalahan saya dan saya harus patuhi, kira-kira kalau kesalahannya dari bank bagaimana ya?!! Bisa ga saya minta ganti rugi karena ketidak transparanan dan mal service seperti ini?!
Karena sebagai orangyang pernah berada dalam bagian management bank ningrat itu, saya sangat paham, bagaimana BNI selalu mengedepankan service, service dan service! Bahkan hasil research MR terhadap BNI di cabang saya dulu ditempatkan, security BNI dinilai terlalu lebay menghadapi nasabah saking ingin memberikan image excelent service. Lalu di mana excellent nya kalau apa yang saya alami seperti itu kondisinya?
Semoga ada pihak-pihak yang prihatin dengan kondisi saya. Tidak bermaksud menjatuhkan BNI, namun berharap ada solusi. Salam Excellent service