Penerjemah beraliran feminis seperti Barbara Godard, dianggap berpegang teguh pada sistem nilai dan moral sebagai rujukan internal oleh kebanyakan masyarakat karena ia menolak menerjemahkan teks karangan penulis pria dan selalu menganggap dirinya benar-benar berperan aktif dalam penerjemahan dan penyebaran teks-teks pengarang wanita yang mereka terjemahkan untuk mengangkat isu kaum wanita dan suara kaum feminis. Atau, saat menerjemahkan dokumen yang ditulis oleh kaum pria, ia selalu berkeinginan untuk menerjemahkannya secara propaganda.
KEMBALI KE ARTIKEL