F-35 tetap dilanjutkan untuk pangsa pasar sekutu US, sementara secondary fighter baru disiapkan untuk melengkapi F-35 pada militer US. Kecil kemungkinan Pentagon dapat membuat proyek fighter baru dari nol. Pengalaman F-35 serta kondisi ekonomi US yang baru pulih serta kebutuhak moderenisasi banyak alutsista lain menyulitkan alokasi anggaran untuk secondary fighter kedua ini. Dengan besarnya kemungkinan konflik militer dengan negara besar pada dekade 2025 - 2035, maka US tidak dapat menunda proyek tersebut, tetapi juga tidak dapat menunggu disain baru yang beresiko memakan waktu dan biaya.
Ada beberapa opsi untuk secondary fighter kedua ini:
1. Berdasarkan disain Boeing X-32. Disain ini mirip dengan F-22. Tidak banyak perubahan disain yang dibutuhkan untuk menjadikannya sebagai secondary fighter kedua, karena memang disain ini merupakan saingan dari F-35 yang kalah bersaing pada tender Joint Strike Force dulu.