Duduk depan kami, mengabsen para santri. Di dalam kelas penuh berebut tempat duduk. Nagih uang iuran sisa jajan pulang sekolah. Lalu mengacau buku tamu harian. Dari pintu kelas yang catnya selalu putih. Dari sana pula aku mengenal. Senyuman wajah sepasang kakak adek yang diantar bapaknya, berisi harapan.
KEMBALI KE ARTIKEL