Menulislah dengan ikhlas dan dengan hati yang terbuka, tak peduli betapa kamu putis hingga yang membaca meringis. Kamu hanya perlu menjadi dirimu, menjadi pendorong mata yang membaca menjadi bersemangat untuk menulis juga. Bukankah semakin baik apabila semakin banyak orang menulis, menyalurkan pikirannya tanpa harus ribut berteriak dan memaksakan kehendak mencari alternatif itu belajar untuk menjadi bangsa yang cerdas. Bicara tak salah, tapi bukankah tak semua orang pandai berbicara dan lebih bisa merangkai kata.
KEMBALI KE ARTIKEL