“Hufftt...”Aya menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan. Siang itu sangat panas, sengatan matahari tidak bisa ditahan. Sesekali, Aya menyeruput
yoghurt yang baru saja ia beli di supermarket kemarin bersama Mamanya. Saat ini perasaanya bercampur aduk antara kesal, marah, dan sedih. Saat pelajaran matematika tadi, pensil kesayangannya telah patah menjadi dua bagian. Padahal pensil itu satu – satunya peninggalan almarhum Ayahnya yang meninggalkannya pada saat Aya duduk di kelas 1, tepatnya saat ulang tahun Aya yang ke - 7. Saat ini, Aya hanya tinggal seorang diri bersama Mamanya. Aya menyesal telah meminjamkan pensil kesayangannya kepada Resha saat pelajaran tadi. Resha, salah satu teman sekelas Aya, ia anak yang terkenal akan kemalasannya dan tidak disiplin.
KEMBALI KE ARTIKEL