Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Rindu Ayah (Versi Cerpen)

25 Maret 2016   16:44 Diperbarui: 25 Maret 2016   16:45 429 1
Malam itu hujan menemani. Tak seperti biasanya. Malam-malamku hanya berteman sepi. Aku rindu tetesan lembut itu. Tetesan dingin air hujan. Menetes berirama. Menghibur hatiku yang gundah. Sama rasanya seperti rinduku kepada ayah. Rindu kecupan bibirnya di dahiku. Rindu belaian hangatnya. Rindu tawanya. Rindu kata-kata lembutnya. Rindu nafasnya yang menyejukkan hati. Rindu panggilannya yang membuatku merasa ada di dunia ini. Rindu kasih dan sayangnya. Rindu tetesan air hangat di pipinya ketika malam mulai mendingin. Rindu namanya. Rindu ayah.
 ¤
 Hari itu begitu dekat. Hari yang ku tunggu sejak 3 Tahun terakhir ini. Aku bosan dengan ejekan “anak kecil” yang setiap hari kudengar hanya gara-gara seragam putih biru yang masih melekat di tubuh mungilku. Ya, masa-masa SMP yang membosankan.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun