Bocoran foto kokpit jet tempur siluman J-20 China mengungkap penggunaan layar multifungsi lebar yang terintegrasi dengan sistem kecerdasan buatan (AI), dirancang untuk meningkatkan situational awareness pilot dan efisiensi kontrol senjata. Teknologi ini termasuk dalam kategori dual-use technology (teknologi yang dapat digunakan untuk tujuan sipil dan militer), yang diatur dalam Pasal 2(1) Peraturan Dewan Uni Eropa No. 428/2009 dan tunduk pada pembatasan ekspor berdasarkan Wassenaar Arrangement on Export Controls for Conventional Arms and Dual-Use Goods and Technologies. Selain itu, J-20 dilengkapi dengan mesin WS-15 yang meningkatkan kinerja manuver dan kecepatan, meskipun pengembangannya berpotensi melanggar Pasal 7 Undang-Undang Ekspor Senjata Internasional AS (Arms Export Control Act, AECA), yang membatasi transfer teknologi pertahanan ke China. Desain aerodinamis dan material komposit canggih pada J-20 juga mengurangi radar cross-section (RCS), namun penggunaan teknologi ini dapat melibatkan pelanggaran hak paten internasional, sebagaimana diatur dalam Pasal 28 Perjanjian TRIPS (Trade-Related Aspects of Intellectual Property Rights). Sistem persenjataannya, termasuk radar Active Electronically Scanned Array (AESA) dan penargetan elektro-optik/inframerah, memungkinkan deteksi dan penargetan musuh dengan presisi tinggi, meskipun penggunaannya dalam operasi militer harus mematuhi Protokol I Konvensi Jenewa 1977, yang melarang senjata yang menyebabkan penderitaan berlebihan atau kerusakan lingkungan.
KEMBALI KE ARTIKEL