Latihan militer bersama seperti Latma Orruda 2024 menjadi lambang kuat dari hubungan bilateral yang terus berkembang antara Indonesia dan Rusia, terutama di bidang pertahanan, sekaligus mencerminkan dinamika geopolitik di Asia Tenggara yang dipengaruhi oleh kekuatan global seperti Rusia, Amerika Serikat, dan Australia. Pernyataan Komandan Detasemen Armada Pasifik Rusia, Aleksey Antsiferov, yang menyinggung peran historis Rusia dalam mendukung perjuangan kemerdekaan Indonesia, memberikan dimensi historis pada kerja sama ini. Dari sudut pandang hukum internasional, kerja sama ini menghormati prinsip kedaulatan negara sebagaimana diatur dalam Pasal 2 Piagam PBB, yang memungkinkan hubungan bilateral selama tidak melanggar kedaulatan pihak ketiga, serta prinsip non-intervensi yang dijamin dalam Pasal 2(7) Piagam PBB, dengan catatan bahwa pernyataan Rusia untuk "membantu kawasan" tetap bersifat simbolis tanpa tindakan militer di luar konsensus global. Selain itu, kegiatan ini juga mencerminkan implementasi dari perjanjian bilateral antara kedua negara yang melibatkan transfer teknologi, pelatihan personel, dan penguatan kapabilitas pertahanan bersama.
KEMBALI KE ARTIKEL