Tulisan ini tidak dimaksudkan sebagai kajian tafsir Alquran mengingat saya tidak memliki kapasitas untuk menjadi ahli tafsir. Ini lebih dimaksudkan untuk sumbangsih pemikiran setelah membaca pernyataan imam besar Masjid Istiqlal, Prof. Dr. Nasaruddin Umar, yang menjadi kontroversi di media sosial di Indonesia dewasa ini.
KEMBALI KE ARTIKEL