Di balik segala cemoohan dan hinaan yang aku terima, aku tidak merasa terhina. Aku menyadari bahwa cemoohan itu bukanlah tentang karunia yang aku miliki, melainkan tentang bagaimana orang lain memandangku. Karunia yang aku miliki mungkin tidak selalu tampak di mata mereka, tapi itu tidak mengurangi nilai dan keunikan diriku.
Saat kata-kata menusuk hati dan mereka mencoba merendahkan diriku, aku memilih untuk tidak larut dalam kesedihan. Aku percaya bahwa kekuatan yang sesungguhnya terletak dalam hati yang teguh, semangat yang tak pernah padam, dan keyakinan diri yang kokoh. Aku menghadapi segala tantangan dengan senyuman tulus, karena aku tahu bahwa tidak ada yang bisa mengubah siapa aku sebenarnya.
Dalam perjalanan hidup yang penuh liku-liku, aku belajar untuk menerima diri sendiri dengan segala kekurangan dan keterbatasanku. Aku tidak sempurna, dan itu adalah hal yang manusiawi. Aku menemukan kekuatan dalam kelemahanku, dan dari sanalah aku tumbuh menjadi lebih baik.
Kadang-kadang, dalam keheningan malam, aku merenungkan arti sebenarnya dari cemoohan dan hinaan itu. Aku menyadari bahwa mereka hanyalah bayangan yang tak berarti, jika aku memilih untuk tidak membiarkan mereka mengendalikan diriku. Aku menganggapnya sebagai ujian kehidupan, untuk menguatkan tekad dan semangatku.
Aku tahu bahwa aku bukan satu-satunya yang mengalami cemoohan dan hinaan. Setiap orang memiliki cerita hidupnya sendiri, dan setiap orang memiliki beban yang berbeda. Aku belajar untuk saling mendukung, karena kita semua manusia dengan perasaan dan emosi yang sama.
Jadi, aku menolak untuk membiarkan cemoohan itu meruntuhkan diriku. Aku bangkit dari setiap hinaan dan melangkah maju dengan kepala tegak. Aku percaya bahwa takdirku tidak ditentukan oleh kata-kata orang lain, melainkan oleh apa yang aku lakukan dan bagaimana aku merespons setiap ujian kehidupan.
Aku ingin membuktikan pada dunia bahwa aku adalah lebih dari sekadar hinaan. Aku adalah diriku sendiri, dengan segala keunikan dan keistimewaanku. Aku adalah keajaiban yang tak ternilai harganya, dan tidak ada yang bisa merubah pandangan itu kecuali diriku sendiri.
##
Bukan Karunia yang Dihinakan
Oleh: Penadebu
Di balik derai kesedihan, kini berdiri gagah,
Bukan karunia yang dihinakan, namun hati yang tabah.
Dalam coretan takdir, mengalir air mata pilu,
Namun semangat tetap berkobar, tak tergoyahkan sekalipun.
Takdir tak selalu indah, kadang pahit getir dirasakan,
Namun dalam setiap luka, terbersit keyakinan teguh terpancar.
Bukan karunia yang dihinakan, namun semangat yang berkobar,
Menari di gelap malam, menghadapi duka yang merayap perlahan.
Ketika kata-kata menusuk, menghujat dalam cela,
Bukan karunia yang dihinakan, namun jiwa yang teguh berdiri mela.
Rintik hujan menghapuskan jejak kesedihan,
Tumbuh bunga kekuatan dari setiap keping keraguan.
Takdir membawa terpaan, seperti ombak menggulung tinggi,
Namun dalam setiap tantangan, semangat tak pernah surut tergantikan.
Bukan karunia yang dihinakan, namun keyakinan yang tak tertandingi,
Menyulut api semangat, berani menghadapi hidup yang berliku.
Jadikan hinaan sebagai langkah, untuk melangkah maju,
Bukan karunia yang dihinakan, namun tekad yang melekat erat di hati.
Di antara tatapan sinis, hadapi dengan senyum tulus,
Karena takdir takdir tak selamanya buruk, di baliknya ada rahasia yang misterius.
Bukan karunia yang dihinakan, namun jiwa yang teguh berdiri mela,
Bukalah pintu hatimu, terimalah diri dengan semua keterbatasannya.
Kau tak sendirian, dalam perjalanan penuh ranjau,
Bersama kekuatan nurani, taklukkan dunia, buktikanlah dirimu.
Bukan karunia yang dihinakan, melainkan cahaya yang bersinar terang,
Tunjukkan pada dunia bahwa kau lebih dari kata-kata hinaan.
Biarlah puisi ini menggugah, menginspirasi di setiap langkah,
Bukan karunia yang dihinakan, kau adalah keajaiban yang tak ternilai harganya.
Babulu, 20 Juli 2023
#Penadebu-Puisi Bebas_Bukan Karunia yang Dihinakan