Aku terus berlari, menyusuri jalanan terjal ini. Berharap bayangan hitam itu tak lagi diatas kepalaku. Ketakutan ini membuatku tak dapat berfikir secara rasional lagi. Yang ada dalam fikiranku hanya berlari dan terus berlari. Hingga aku benar-benar tidak menyadari seberapa lama aku berlari, sejauh mana pula aku berlari. Selain berharap bisa jauh dari sang bayangan hitam, aku terus memanggil-manggil keluargaku, mama, papa, dan adik gadisku yang paling cerewet. Dimana mereka saat ini, apakah mereka akan mencariku atau tidak. Tahukah mereka bahwa saat ini aku sedang dalam bahaya. Tuhan tolonglah aku………… rasa takutku benar-benar telah menguasai sepenuhnya raga ini. Fikiranku pun berkecamuk entah apa yang aku fikirkan saat ini.
KEMBALI KE ARTIKEL