Ingatkah engkau kawan, kisah Fir`aun nan durjana?
Zalim, kejam, mabuk kuasa.
Hingga sampailah sebuah ramalan suatu hari padanya
“Kelak kan datang seorang lelaki dari budak nan hina,
membebaskan bani Israil dari angkara murka,
menjadi musuh yang kan membinasakannya”
Takutlah sang Fir`aun hingga ia berkata pada pasukannya:
“bantai semua bayi laki-laki bani Israil tanpa tersisa!”
Takut dunia, harta, dan singgasana terampas darinya.
Darah membanjir beriring tangisan duka para bunda.
Sungguh tak terperi berat ujian melanda.
Namun rencana Allah yang lebih gempita,
Dihanyutkan oleh Nil, bayi Musa yang mulia
Hingga bersualah ia dengan permaisuri sang Raja
Diambil anak hingga ia tumbuh perkasa
Tak sadar Sang Fir`aun berkata:
“Lihatlah… kelak Musa kan menjadi raja”
Sungguh… kawan, Fir`aun tak pernah menyangka
Rencana Allah sungguh gegap gempita
Justru pada diri Musa-lah sosok yang ia takuti itu berada
Terkutuklah Fir`aun dan bala tentaranya
Dikembalikan semua kezaliman pada kaumnya
Dilaknat Allah hingga ia ditelan samudera
Dan Musa serta kaumnya… mereka tetap mulia bersama Rabb-nya.
Hai kawan… bukalah mata… lebarkan telinga
Di negeri Nil yang mahsyur dengan bahtera-bahteranya
Hari ini “Fir`aun” baru kembali bertakhta
Setelah ia rebut kursi Morsi sang Hafidz dengan paksa
Sungguh ia lebih kejam dari Fir`aun zamannya Musa
Jangankan bebayi lelaki yang kan ia bantai dengan tega
Lelaki-perempuan, tua-muda, kanak-kanak tak ada beda di matanya
Terbantai semuanya hingga darah-darah syuhada mengalir mengharumkan syurga
Hai kawan… tegakkan kepala… lihatlah mereka
Berbaris dalam shaf-shaf menjunjung Al Qur`an yang mulia
Tegak kokoh karena tahu pilihan hanya ada dua:
Syahid menuju syurga atau hidup dengan Islam yang mulia
Lihatlah kawan… ketika hari-hari terakhir ini ribuan dari mereka
Tumbang oleh peluru-peluru tajam rezim pendusta
Tubuhnya dibakar oleh api pasukan Fir`aun baru yang durjana
Kehormatannya terkoyak oleh birahi-birahi setan berwujud manusia
Dan dunia berpaling dari ini semua… terlena, terbuai, terduduk manja
Seolah tak terjadi apa-apa di negeri Nil di lembah para reraja
Bukti seperti apalagi yang engkau butuhkan hingga hatimu bisa mulai menjerit-jerit pilu terluka?
Karena hanya kutukan, kecaman dan geraman yang bisa bersuara dan berkata-kata
Karena hanya do`a-do`a yang bisa membahana
Sungguh lemah iman kami ya Rabbanaa…
Maafkan kami saudaraku… jika baru ini yang kami bisa
Meski malu kan tak terperi ketika di hari akhir kalian kan bertanya:
“Kemana engkau wahai sosok-sosok muslim nan perkasa?”
Tapi do`a dan harapan kami tak kan pernah sirna…
Layaknya kisah Nabi Musa… yang Allah selamatkan ia dari celaka
Terhanyut bersama Nil hingga ia bertemu dengan Fir`aun sang penguasa
Tumbuh cerdas, kuat, dan perkasa tanpa ada siapapun orang yang menyangka
Karena ialah yang kan membawa Fir`aun kepada binasa
Kami kan terus berdo`a… agar Allah segera kirimkan sosok “Musa-Musa” baru lainnya
Tuk gulingkan dan hancurkan “Fir`aun” baru yang zalim dan kejam ini dari dunia
Mari terus berdo`a kawan… mari terus memiliki harapan… bahwa Allah bersama saudara-saudara kita di negeri Nil nun jauh di sana… sebuah senandung tuk ikhwanul muslimin tercinta…
Allahumma ansur mujahidina fii Misr, wa fii filistin, wa fii syam, wa fii kulli makaan ya Robbal `alamin.
Dari Indonesia dengan cinta… teruntuk saudara kami di Mesir yang dirundung duka…
*Okinawa, 15 Agustus 2013 – DAP