Ada lagi yang lebih menarik lagi jika "musim" salat Taraweh tiba. Yakni kehadiran anak-anak di masjid, banyaknya luar biasa. Kehadiran mereka selain dibawa oleh orangtuanya, juga dalam rangka melaksanakan tugas sekolah. Mereka mencatat materi yang disampaikan penceramah saat masuk sesi kultum.
Alih-alih melaksanakan salat Tarawaeh atau mencatat materi penceramah, anak-anak justru lebih banyak bermainnya di masjid. Berisiknya minta ampun. Ada yang menjerit seperti kaget, ada yang teriak-teriak memanggil temannya, tidak jarang juga terdengar suara tangisan.
Namanya juga anak-anak, dunianya memang begitu. Tapi tingkah mereka kadang sering mengganggu juga kekhusyuan salat. Pengurus masjid sering mengingatkan agar anak-anak bisa tertib di dalam masjid. Mendengar nasihat dari pengurus masjid, bukannya meredakan suara, anak-anak kadang justru sering membuat kegaduhan. Bacaan salat pun sering mereka mainkan.
Seperti saat menjawab seusai imam salat membacakan surat Alfatihah, mereka suka-suka saja mengucapkan aamiin. Ada yang bilang amin..amin..amin. Terdengar juga suara amin..amin..amiiiiiiiin. Mereka seperti bahagia bisa memplesetkan kata aamiin.
Anak yang lebih bandel lagi, suka menambahkan kata "Bapak" di depan ucapan aamiin. Jadi terdengar dengan jelas, teriakan "Bapak Aamiiiiiin..". Kebetulan ada warga yang rumahnya dekat masjid namanya Pak Amin. Jadi kalau sudah "musim" salat Taraweh, warga tersebut menjadi bahan candaan anak-anak. Sangat menyebalkan memang, kadang salat jadi kurang khusyu karena sering menahan senyum akibat ulah anak-anak.