Satu contoh kalimat saja, penjelasannya bisa panjang lebar. Penafsirannya bisa macam-macam. Kemudian jika dikaitkan dengan cocokologi, semuanya bisa jadi benar.
Misal, "Si Dini sekarang jadi alay karena dulunya jablay". Sudah pusing menebak singkatan dari apa "alay" dan "jablay", artinya pun bisa macam-macam. Ada yang menyebut kata alay singkatan anak lebay. Tuh sudah bingung lagi apa sih lebay. Belum selesai membahas singkatan sudah muncul kata baru.
Ternyata lebay merupakan istilah anak gaul untuk menyebut kata lebih. Jadi alay boleh diartikan anak lebay, anak lebih, anak berlebihan, anak yang gayanya dilebih-lebihkan, anak yang suka cari perhatian.
Namun ada juga yang merunut, bahwa alay bukan singkatan anak lebay tapi anak layangan. Artinya pun boleh ditafsirkan macam-macam. Ada yang mengartikan anak layangan, suka kena panas matahari, jadi rambutnya merah. Rambutnya merah bukan hasil cat rambut. Jadi kesannya kampungan. Boleh jadi alay ditunjukan bagi anak-anak yang bergaya kampungan.
Masih terkait dengan singkatan anak layangan, ada juga yang mengartikan anak yang perilakunya bagai layangan. Hidupnya mudah terombang-ambing. Mirip layangan yang terbang mengikuti arah angin. Angin bertiup ke barat ikut ke barat. Angin mengarah ke timur, ya terbawa ke timur.
Ini penjelasan alay masih ada lagi. Selain diartikan sebagai anak lebay dan anak layangan, ada yang menafsirkan alay merupakan anak layar. Perilaku anak ini, lebih banyak dipengaruhi oleh layar. Bisa layar bioskop, layar televisi, layar laptop, hingga layar handphone.
Tahu sendiri bagaimana tampilan layar-layar tersebut. Terutama layar handphone, pastinya menyodorkan hal-hal yang kekinian. Dampaknya, alay yang dimaksudkan anak layar, ya hidupnya lebih banyak dipengaruhi budaya kekinian.
Gubrak. Penjelasan alay saja sudah panjang lebar. Namun benang merahnya memang semua ada kemiripan. Dari beberapa arti itu akhirnya alay ditujukan kepada anak yang perilakunya berlebihan, sehingga terlihat kampungan karena pengaruh kekinian.
Sementara kata jablay singkatan dari jarang dibelay. Ini juga gara-gara kelakuan alay, bilang dibelay untuk menyebut dibelai. Berlebihan banget, kampungan banget atau kekinian banget, hingga bisa mempopulerkan belai jadi belay. Selain itu suka banget menyingkat kata, jarang dibelai menjadi jablay.
Banyak juga singkatan kata dari alay yang membuat generasi old atau generasi kolonial, harus mengernyitkan dahi dulu sebelum mengerti. Di antara kata-kata singkatan dari alay yang kini populer, yakni curhat, mager, mabar, bucin, jamet, baper, pewe, gabut, hingga mantul.
Tanpa malu-malu
Curhat sudah populer lama. Kata ini sekarang dipakai semua golongan tanpa malu-malu. Curhat tidak hanya dilakukan oleh orang yang baru putus cinta. Guru bahasa Indonesia juga boleh curhat. Jemaah pengajian juga bebas kalau mau curhat. Sampai terkenal kalimat ikonik "Curhat dong Mah". Curhat sendiri berasal dari kependekan curahan hati.
Baper, mantul, dan gabut pun bukan alay saja yang menggunakannya, tapi sudah terpakai oleh khalayak umum. Bahkan kata baper sering digunakan untuk judul tulisan atau berita. Baper berasal dari bawa perasaan. Sementara gabut singkatan dari gaji buta. Biasanya kata itu dipakai untuk menunjuk seseorang yang mendapatkan uang tanpa bekerja. Untuk kata mantul, singkatan dari mantap betul. Mantul digunakan untuk memberi pujian.
Ada mager dan mabar. Ini istilah alay banget. Anak kekinian kalau mengucapkan malas gerak cukup bilang mager. Kalu mengajak teman main bareng mereka bilang mabar. "Gue lagi mager jadi gak bisa ikutan mabar". Itu contoh yang sering diucapkan.
Bucin dan jamet. Belum familier bagi generasi old. Bucin untuk penyebutan budak cinta. Hidupnya dihabiskan untuk masalah cinta. Jamet, istilah agak lucu sebagai singkatan jawa metal. Biasanya istilah itu ditujukan kepada anak bergaya metal, tapi kental dengan lagak lokal.
Istilah pewe sempat bikin bingung. Pewe diucapkan untuk PW yang artinya posisi wuenak. Sebegitunya alay menyingkat kata-kata dan mengubah tatanan. Enak diplesetkan jadi wuenak.
Kalau saya jujur, lebih suka istilah macan ternak. Hayo siapa lagi penggemar macan ternak. Ternyata macan ternak bukan binatang buas yang dibudidayakan, tapi merupakan singkatan dari Mamah Cantik Nganter Anak.(Anwar Effendi)***