Yang lebih menganggetkan lagi, ketika saya sedang melamun menunggu lampu hijau menyala, tiba-tiba ada seseorang yang naik di bagian belakang jok motor saya. Asli saya dibuat setengah mati. Saya sudah berpikir, jangan-jangan saya jadi korban tindak kriminal.
Orang yang duduk di jok bagian belakang motor saya itu, langsung mendekap saya begitu kencang dari arah belakang. Dekapannya kencang sekali. Saya pun mencium bau parfum yang begitu menyengat. Setelah kekagetan hilang, saya berusaha untuk tenang menghadapi apa terjadi.
Orang yang mendekap saya dari arah belakang itu lantas berbisik. "Saya minta uang. Kalau kamu tidak memberi, saya tidak mau turun dari motor," katanya dengan nada mengancam.
Olala. Ini rupanya nasihat dari teman-teman kantor. Bahaya ini bisa mengancam semua pengendara motor. Ternyata orang yang mendekap saya dari arah belakang, merupakan seorang banci yang sering terlihat berkeliaran malam hari. Entah mengapa mereka jadi bertindak seperti preman. Mengancam pengendara motor agar memberikan uang.
Untungnya saya mulai tenang. Kemudian bisa menguasai keadaan. Dengan suara yang dimanja-manjakan, saya membalas ancaman banci itu dengan berkata, "Oke sayaaaaang, saya akan kasih uang plus tips jika bisa memberikan pelayanan memuaskan di Kantor Polsek."
Seketika banci itu loncat dari motor saya. Dia lari dengan gaya kemayu. Mendekati kawanannya di sudut jalan. Terdengar oleh saya suara teriakan.
"Anjiiiiiiing, si bapa eta mah pulusi (anjing bapak itu sih seorang polisi)...."
Saya lega lolos dari tindak kriminal. Saya tersenyum dalam hati. Bisa juga ngerjain banci pelaku kejahatan.(Anwar Effendi)***