Dunia anak memang berbeda. Belum begitu banyak paham apa yang terjadi, termasuk di dalam lingkungan keluarganya. Ketika mereka berkumpul, yang ada pada diri mereka hanyalah keceriaan. Biarkan saja mereka begitu adanya. Jangan renggut dunia mereka, hingga membuatnya murung.
Itulah yang selalu terekam oleh saya, saat menggelar buka bersama dengan anak-anak dari keluarga kurang mampu. Sebelum acara dimulai, mereka ributnya minta ampun. Berlarian ke sana kemari, kadang ada beberapa benda yang ditabrak. Mereka juga tidak mempedulikan, ada beberapa orang dewasa termasuk ustadz yang duduk bersila.
Mereka baru diam, ketika terdengar kumandang adzan Magrib. Dengan tertib mengikuti baca doa berbuka puasa yang dipandu ustadz Yayat Syarif Hidayat. Sehabis meneguk minuman pembuka puasa, anak-anak kembali berlarian mengambil air wudhu. Ada juga yang berebut duluan.
Termasuk saat melaksanakan shalat Magrib berjamaah, masih saja terdengar senda gurau anak-anak seusiaan 7 tahun ke bawah. Tidak jarang cekikikan tawa mereka walau sangat pelan.
Sungguh saya menikmatinya. Tidak sedikit pun terbersit niat saya untuk menegur mereka. Sudah bisa berkumpul dengan mereka saja, sangat terasa kebahagiaan. Sangat wajar di usia mereka, lebih banyak berguraunya. Yang penting bagi kita adalah mengenalkan bagaimana melaksanakan shalat wajib dan menjalankan ibadah puasa. Soal prosesnya, biarkan mereka yang akan menjalaninya.