MUSIBAH terdahsyat itu mungkin saja bukan tsunami, mungkin pula bukan gempa, mungkin bukan mati, karena efek dari semua itu masih dapat dilihat, konkret. Namun, bilamana musibah karena kata-kata, dengan bentuknya yang abstrak, susah dilihat dan diraba, ke mana dalih hendak dicari, ke mana obat hendak diramu? Karenanya, musibah terdahsyat itu sebenarnya ada dalam diri, di hati, yakni oleh sebab lidah. Pepatah mengatakan, “Musabab mulut bulu basah, musabab lidah badan binasa.”