"Apa yang dipikirkan pertama kali saat mendengar kata POLISI?" Saya yakin saat ini jawaban yang terbanyak adalah "Pungli, kasar, dan tidak bersahabat..." Mengapa bisa demikian? Mengapa petugas yang profesi utamanya adalah sebagai seorang pelindung? Sebagai pelayan? Bahkan sebagai orang yang mengayomi masyarakat mendapatkan predikat seperti itu??? Ironis bukan??? Kali ini penulis mencoba mengajak rekan-rekan semua untuk memahami terjadinya fenomena ini. Namun sebelum masuk ke materi, mohon hilangkan dulu prasangka buruk rekan-rekan terhadap saya, apabila masih ada pikiran saya hanya mau membersihkan nama Polri belaka. (Karena guru saya dulu bilang, kalau sudah emosi terhadap salah satu guru, maka pelajaran semudah apapun tidak akan bisa diserap.. :-) ) Ok, kita mulai.. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang baru berkembang setelah dijajahan ratusan tahun oleh bangsa Belanda. Bangsa kita umurnya sudah 66 tahun, bisa dikatakan lumayan tua untuk ukuran manusia, namun masih remaja apabila menggunakan standar umur negara-negara di dunia. Kenapa masih remaja? Koq belum "dewasa"? Hal ini disebabkan hasil produk orde lama telah membentuk masyarakat yang tidak mau memikirkan nasib negaranya, semuanya sudah disetir/diatur oleh pemimpin negara kita dulu. Kalau diibaratkan, masyarakat kita dulu sama seperti "anak-anak", disuruh ke sana-mau.... disuruh ke sini-mau... Nolak dikit, diomelin! Hehehehe... Nah.. Sejak era reformasi, semua sekat-sekat perlahan dibuka! Ibaratnya orde lama adalah "Anak SD", orde baru reformasi ini adalah "Anak SMA" Coba ingat sifat anak SMA seperti apa?
- Tidak berpikir panjang
- Diajak kerja kelompok.. =Tidur2an/becanda
- Diajak kerja bakti.. Membersihkan lingkungan sekolah.. =Ngilang
- Diajak latihan baris-berbaris... =Maless banget...
- Disuruh seragam pakai sepatu hitam... =Protes! (Bila perlu pindah sekolah)
- Diajak main? =YES!!!
- Diajak minum? =OK!!!
- Diajak dugem? =MANTAP!!!
KEMBALI KE ARTIKEL