Seperti yang sudah saya tulis sebelumnya;
http://politik.kompasiana.com/2011/02/24/demokrasi-itu-gak-baik-lho/
http://politik.kompasiana.com/2011/02/26/demokrasi-itu-gak-adil/
bahwa jika penduduk di suatu negara adalah mayoritas pencuri, maka yang akan menjadi presiden barang tentu adalah Raja Maling. Jika kondisinya sudah begini, maka mereka secara tidak langsung mengklaim bahwa Tuhan telah memilih seorang maling sebagai presiden.
Di Indonesia, mayoritas penduduknya adalah beragama Islam. Jika analogi tersebut disandingkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, maka Allah SWT telah memilih seorang "Pak Beye" untuk menjadi seorang presiden. Padahal kita belum tahu di Indonesia mayoritas masyarakatnya seperti apa.
Ada dua kemungkinan yang terjadi, masyarakat Indonesia mayoritas baik atau masyarakat Indonesia mayoritas buruk. Okelah, jika masyarakat Indonesia mayoritas berkelakuan baik. Itu berarti "Pak Beye" adalah cerminan sebagian besar bangsa Indonesia.
Letak permasalahannya adalah jika pilihan yang kedua benar-benar terjadi. Maka dapat disimpulkan Allah SWT telah memilih seseorang yang buruk untuk memimpin bangsa Indonesia ini. Apakah ini bukan sebuah penghinaan terhadap Tuhan?
Ini sangatlah mustahil jika mengingat Allah SWT mengutus Nabi Muhammad sebagai khalifah di muka bumi pada saat sebagian besar masyarakat Arab tergolong jahiliah. Bayangkan jika pada saat itu Nabi dipilih secara demokrasi. Maka akan lahir Nabi Jahiliah. Naudzubillah.
Udah, yach?
Wassalam