Bagai petir di kue donat yang
bolong, saya dibuat terkesiap saat membaca artikel kompasianer Leya Cattleya berjudul "Apa Maksud Prof Felix Tani Meminta Kompasianer Menulis Secara Anarkis?". Saya pun jadi ngilu tak terperi. Jakun saya turun naik. Mata nanar. Bibir gemetar. Nafas ngos-ngosan. Dengkul serasa mau lepas.
KEMBALI KE ARTIKEL