Dengan gaji besar diharapkan tidak ada lagi korupsi didalam birokrasi. Namun bila gaya hidup tinggi, gaji besar pun tidak cukup. Apalagi kehidupan di Jakarta yang serba mahal, dan banyak godaan untuk belanja ini itu demi kesenangan.
Kalau tidak kuat iman, biarpun gaji seorang PNS sudah besar, dan ada peluang korupsi, maka korupsi tetaplah sebuah keniscayaan, baik itu memanfaatkan jabatan untuk mengeruk uang negara ke kantong pribadi, atau pun korupsi waktu kerja kantor untuk bekerja di tempat lain dengan maksud mencari tambahan penghasilan. Mencari tambahan penghasilan tidak dilarang sejauh tidak merugikan/pada saat jam kantor/instansi.
Sekarang tinggal bagaimana setiap individu PNS DKI mensikapi gajinya yang di atas rata-rata PNS di provinsi lain, apakah merasa cukup atau tidak. Apakah mensyukuri hidup atau tidak.
Gaji yang besar bisa membuat seseorang fokus dalam bekerja atau meniti karier sebagai PNS yang profesional. Sebaliknya, gaji kecil sering bikin tidak fokus karena dikejar berbagai kebutuhan pokok yang tak tercukupi.
Fasilitas hidup di kota Jakarta sangat lengkap. Sudahlah gaji besar, hidup di wilayah yang fasilitasnya berlimpah, tentu hal itu sebuah impian yang tidak bisa dinikmati semua orang. Apalagi status sebagai PNS yang dianggap bergengsi di tengah masyarakat.
Menjadi PNS di DKI bisa dianggap sebagai sebuah keberuntungan sekaligus kemewahan. Jadi, kalau bisa jadi PNS Pemda DKI, banyak-banyaklah senyum dalam melayani masyarakat, walaupun sedang sakit gigi atau sariawan.
Setuju?
----