2 Agustus 2016 23:48Diperbarui: 3 Agustus 2016 10:5128312
Memang hanya ada kau di rinai hujan saat tetesnya tak henti menghajar dinding sepiku. Mataku tidak buta. Berpesta ia pada cahaya dan gambaran sosokmu. Masih kulihat setiap perubahan arah angin yang mencoba menggoda rasa. Telingaku tidak tuli. Ia bermegah diri di keseimbangan. Ditangkapnya sayup isak terakhirmu di detak tetes air.
Jixie mencari berita yang dekat dengan preferensi dan pilihan Anda. Kumpulan berita tersebut disajikan sebagai berita pilihan yang lebih sesuai dengan minat Anda.