Sendi kakiku bergetar saat kau tiba-tiba menggelegar di keramaian maya Kompasiana. Bibirku pucat pasi penuh ketakutan melihat bara nyalang mu. Ingin aku berlari ke kolong meja, mencari tempat menangis. Sialnya, sejak dulu aku tak pernah mampu memburai air mata. Kalau saja berhamburan , mungkin bisa mengurangi rasa takutku.
KEMBALI KE ARTIKEL