Saat ARB bertemu Jokowi yang tidak disertai anggota partai, penyakit kuizistis Tantowi kumat. Logikanya anfal. Nuraninya kejang-kejang. Dia katakan ''Lihat saja, Jokowi tidak disertai orang partainya, ada apa?
Masyarakat bisa menilai''.
Masyarakat tentu bisa menilai, tapi bukan dengan cara Tantowi yang tendensius menginginkan jawaban sesuai nafsu kuiz politiknya.
Karena Tantowi kusut sendiri akibat kuiz campur politik yang tanggung, dia lupa Jokowi itu Presiden milik Rakyat Indonesia, bukan orang partai seperti ARB sang junjungannya yang cuma ketua partai pecundang. Tak perlulah Jokowi ditemani partai.
Jadi mohon maklum atas tabiat kuiz Tantowi itu, ya....