Bagaimana tak pusing? Hadir salah, tidak hadir salah. Seperti makan buah simalakama mentah bergetah pahit beracun sianida. Kalau hadir bikin para pendukung fanatiknya kecewa. Kalau tak hadir makin rusaklah jiwa kstaria politiknya. Sejarah akan mencatatnya semua itu.
Sebagai manusia biasa dia punya nurani yang tak bisa dibohongi. Menghadiri undangan adalah bentuk silaturahmi sederhana bermakna dalam.
Namun hal yang sederhana jadi rumit ketika label politik melekat di tubuhnya. Padahal, dalam peperangan paling sengit dan berdarah-darah
sekalipun nilai kemanusiaan dan nurani tak hilang oleh desing
peluru.
Saya bukan pendukung Prabowo, tapi kali ini bisa merasakan simalakama yang ada di depan matanya.
salam