Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

McDonald's: dari Amerika Untuk Masa Depan Dunia

17 Mei 2012   03:57 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:11 2051 0

Bisa dibilang kemanapun orang pergi bisa melihat huruf M besar melengkung.Lambang McDonald’s.Salah satu bentuk invasi Amerika?Sebentar, sebelum ada diantara pembaca yang ingin berteriak soal nasionalisme dan menyuarakan anti neolib (siapa tahu ada yang membawa-bawa teori neolib di urusan perut ini) saya ingin mengingatkan kalau tulisan ini hanyalah tulisan ringan tentang retail restoran cepat saji terbesar dunia. Sedikit banyak menyangkutbudaya hidup yangdibentuk oleh MCD (kependekan dari McDonald’s). Bukan untuk membahas mengapa dan bagaimana sebuah restoran cepat saji yang kebetulan berasal dari Amerika bisa menyebar ke seluruh dunia.

Berawal dari kota San Bernardino, California tahun 1940, kini rumah makan yang dulunya berfokus pada menu burger, fries, dan minuman ringan ini bisa ditemui di 119 negaradi seluruh benua yang ada di muka bumi ini.Di seluruh dunia setiap harinya ada 64 juta orang yang mengkonsumsi makanan dari 33.000 restoran McDonald’s yang dilayani oleh 1,7 juta orang pegawai.Tujuh puluh lima persen dari seluruh outletnya dimiliki oleh pengusaha lokal lewat cara waralaba.Di Indonesiasendiri ada 111 cabang McDonald’s.

Suksesnya MCD mendunia bukanlah tanpa tantangan.Banyak kritik ditujukan yang menyangkut soal lingkungan, McD tak ramah dengan lingkungan.Soal kandungan gizi, dianggap sebagai makanan yang tak sehat.Dan juga soal upah pekerja yang dianggap sangat rendah, hanya memenuhi standard upah minimum pekerja.Soal upah ini, kamus Merriam-Webster’s (2003) bahkan secara resmi sudah menambahkan istilah McJob di kamus mereka. Menurut kamus ini, McJob adalah pekerjaan dengan bayaran rendah yang tidak bisa dibanggakan dan tidak perlu memiliki keahlian khusus serta tidak punya kesempatan untuk berkarier di perusahaan.Darimana mereka mendapatkan definisi itu?Dari pekerjaan di McDonald’s.

Kalau ada sisi negatif tentu ada sisi positif.Demikian pula dengan MCD.Di saat Amerika mengalami krisis ekonomi seperti sekarang banyak orang yang tertolong dengan keberadaan restoran ini.Selain mempunyai menu-menu dengan harga yang lumayan mahal juga ada menu-menu dengan harga 99 sen.Menu 99 sen ini sangat menolong orang yang isi kantongnya pas-pasan tapi ingin makan siang yang praktis nan ekonomis.Walau menu ini murah tapi tidak murahan, dijamin.

Di sisi lain, apapun kata orang soal kurang sejahteranya pegawai McDonald’s tetapi restoran ini berjasa membuka lowongan kerja.Gaji kecil lebih baik daripada tidak punya gaji sama sekali.Selagi pekerjaan itu tidak merugikan orang lain mengapa tidak?

McDonald’s juga merubah gaya hidup. Tolong saya dikoreksi kalau salah, sepengetahuan saya, McDonald’s langsung atau tidak langsung atau minimal mempercepat berubahnya pandangan orang soal makan.Makan tak lagi menjadi hanya hal yang serius, dalam arti harus memakai piring, sendok, garpu dan lain sebagainya.Harus duduk manis menyantap hidangan di atas meja.Karena menu yang dijual adalah burger yang bisa dimakan sambil jalan sekalipun, bagi McDonald’s makan berarti mengisi perut menghilangkan lapar.Bisa dengan cara tradisionil di meja makan ataupun sambil menyetir kendaraan. Datang ke drive thru, pesan makanan, bayar lalu langsung makan dan minum.Praktis.

Selain itu kebanyakan restoran MCD punya arena bermain bagi anak-anak.Di musim dingin arena bermain ini sangat membantu anak-anak yang sedang pengen-pengennya bergerak, lari sana lari sini panjat ini panjat itu.Jelas bagi orangtua restoran McD yang punya playground merupakan pilihan utama bagi anak-anak mereka bermain di waktu cuaca tidak mendukung.Bagi MCD sendiri, memori anak-anak ini diharapkan akan abadi.Sampai kapanpun anak-anak ini yang kemudian akan menjadi dewasa dan tua tetap akan menjadi pelanggan setia restoran ini.

Bahkan jauh sebelum MCD punya arena bermain restoran ini sudah berhasil menjalin ikatan dengan anak-anak Amerika.Hampir semua orang tua Amerika (lahir dan besar di negeri ini) saat ini pernah atau sering berkunjung ke MCD ketika mereka kecil.Seperti istri saya misalnya yang diajak oleh orang tuanya menikmati burger di MCD waktu dia kecil.Orang tua istri saya sendiri sewaktu kecil, generasi mertua saya ini disebut dengan generasi baby boomers lahir setelah perang dunia kedua, diajak oleh orang tua mereka pergi makan burger di restoran, baik di MCD maupun bukan.Saat itu tentu jumlah restoran MCD tidak sebanyak sekarang tergantung dimana orang tinggal.Bagi mereka yang tinggal di perkotaan pasti lebih punya kesempatan untuk makan di restoran dibandingkan dengan orang yang tinggal di luar kota.Sama-sama makan burger hanya tempat makannya saja yang lain.

Nah hebatnya lagi, generasi kakeknya istri saya menyukai MCD.Mungkin karena racikan bumbu makanan di sana pas dengan selera mereka.Generasi yang rata-rata sudah berusia di atas 80 tahunan ini jumlahnya semakin lama semakin sedikit.Dimana kita bisa melihat mereka berkumpul?Di MCD.Pada hari-hari tertentu di pagi hari di beberapa MCD sering ditemui orang-orang tua menikmati pagi mereka.Mereka datang baik dengan pasangannya sendiri maupun bersama dengan rekan-rekan sebaya.Dari yang tidak kenal menjadi teman itulah asal usul kelompok manula ini.

Jadi McDonald’s bukan lagi soal makanan.Sudah menjadigaya hidup yang semakin mendunia.Bayangkan bila anak-anak sekarang tumbuh dan berkembang bersama MCD.Bukan hanya di Amerika saja tapi juga di 118 negara lainnya.Anak-anak ini akan mempunyai kesamaan, sama-sama besar bersama McDonald’s.Tak peduli asal negara mereka, ketika mereka bertemu dan bercerita masa kecil mereka, saya yakin makan dan bermain di MCD akan menjadi salah satu subjek pembicaraan mereka.Syukur-syukur persamaan itu bisa mendekatkan mereka.

Mimpi?Mungkin.Tapi tak ada salahnya kalau saya ataupun Anda mencari kesamaan diantara banyaknya perbedaan yang ada di dunia ini.

Salam Kompasiana.

sumber gambar 2: blogs.westword.com

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun