Dipikir-pikir, sebenarnya ini tuduhan yang sudah lama. Banyak kaum muslim bangsa ini menganggap budaya barat identik dengan pengumbaran aurat wanita, dan kekristenan dianggap merupakan penyebab munculnya budaya tersebut. Apakah benar demikian? Saya akan membahasnya.
Pertama-tama, saya harus jelaskan bahwa Alkitab jelas-jelas melarang perzinahan maupun pornografi. Ayat-ayat berikut ini merupakan buktinya.
Kejadian 9:20-27. Di sini dikisahkan tentang Nuh yang mabuk dan tertidur dengan telanjang, lalu Ham melihat aurat Nuh tersebut dan menceritakan pada kedua saudaranya (Sem dan Yafet). Lalu Sem dan Yafet masuk dan menutupi aurat Nuh sambil memandang ke arah lain supaya tidak melihat aurat Nuh. Ketika Nuh terbangun dan mengetahui apa yang terjadi, ia mengutuk Ham karena perbuatannya itu, dan memberkati Sem dan Yafet atas perbuatannya.
Keluaran 20:14 "Jangan Berzinah". Ini ayat yang cukup singkat, namun dalam aplikasinya di agama Yudaisme/Yahudi, peraturan ini mempunyai cakupan yang sangat luas, mengatur berbagai hal-hal yang berkaitan dengan pornografi, seks, perzinahan dan sebagainya.
Matius 5:27-28 "Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya."
Ini merupakan kutipan dari khotbah Yesus di bukit.
Dari ayat-ayat tersebut, sudah jelas bahwa Kristen melarang perzinahan maupun pornografi. Namun, konsep Kristen mengenai aurat tubuh memiliki perbedaan dibanding konsep Islam. Saya akan mencoba menjelaskannya.
Dalam Kristen, di Kejadian 1-2, disebutkan jelas bahwa manusia merupakan gambar Allah, ciptaan yang paling mulia. Manusia diciptakan dengan begitu indah dan begitu sempurna oleh Allah, berbeda dibanding binatang-binatang lain. Tiap lekuk tubuh manusia diciptakan dengan begitu sempurna dan begitu indah, serupa gambar Allah sendiri. Coba bayangkan, seandainya saja kulit manusia diciptakan serupa kulit gajah, bagus tidak? Seandainya leher manusia diciptakan serupa leher jerapah, bagus tidak?
1 Korintus 11:7 "Sebab laki-laki tidak perlu menudungi kepalanya: ia menyinarkan gambaran dan kemuliaan Allah." Manusia diciptakan secara unik dan indah oleh Allah. Manusia merupakan gambar Allah yang menyinarkan kemuliaan Allah. Itulah sebabnya Adam dan Hawa tidak merasa malu sekalipun mereka telanjang bulat di taman eden. Kitab Kidung Agung dari Salomo bahkan mencatat bagaimana puji-pujian Salomo kepada istrinya mengenai kecantikan dan keindahan tubuhnya; bahkan ia menggambarkan secara terang-terangan keindahan tubuh wanita dengan penuh kekaguman, suatu hal yang seringkali dituduh secara salah oleh pihak non Kristen sebagai "pornografi Alkitab".
Namun satu hal lagi yang perlu dicatat adalah: gambar Allah tersebut telah rusak sejak manusia jatuh dalam dosa. Itulah sebabnya Adam dan Hawa tidak menjadi malu setelah mereka jatuh dalam dosa: mereka menutupi tubuh mereka, gambar Allah yang telah rusak tersebut, dengan daun tumbuhan. Jadi di satu sisi, tubuh manusia ini merupakan gambar Allah, yang menyinarkan kemuliaan Allah. Namun di sisi lain, gambar Allah ini telah rusak oleh dosa. Ini bisa diibaratkan seperti keindahan alam. Di satu sisi kita masih bisa melihat keagungan Allah ketika menyaksikan keindahan alam di gunung bromo misalnya. Namun di sisi lain, ada juga alam yang telah rusak mengerikan, seperti gurun sahara misalnya.
Jadi dalam konsep Kristen, kita masih bisa melihat "sisa-sisa" keindahan gambar Allah melalui keindahan tubuh manusia. Namun karena gambar Allah ini telah rusak, akibatnya seringkali tubuh manusia itu memicu hal-hal yang salah, atau memicu dosa, misalnya dosa pornografi atau perzinahan.
Karena itu, Kekristenan memiliki konsep yang paling moderat mengenai tubuh wanita: wanita boleh "memamerkan" keindahan tubuhnya, misalnya dalam fashion show atau peragaan busana atau dalam dunia modeling. Namun mengingat tubuh ini sudah rusak oleh dosa, memperlihatkan keindahan tubuh tersebut juga tidak boleh berlebihan karena itu akan memicu pornografi. Jadi kalau wanita memakai tank top atau memakai bikini, itu sah-sah saja menurut Kristen. Namun kalau telanjang bulat, bugil, memperlihatkan alat kelamin, atau membuat film porno, itu tidak boleh.
Ibarat senar biola. Jika senar biola terlalu kendor, senar tersebut tidak akan bisa menghasilkan bunyi saat digesek. Namun jika senar biola tersebut terlalu dikencangkan, senar tersebut akan putus. Jadi senar tersebut tidak boleh terlalu kendor dan tidak boleh terlalu kencang. Seperti itulah konsep Kristen. Jangan terlalu ekstrim ke kanan atau terlalu ekstrim ke kiri; berdirilah tepat di tengah-tengah. Dari sudut pandang Kristen, budaya timur yang menekankan wanita untuk menutupi tubuh dengan cadar, jilbab dsb itu terlalu ekstrim ke kiri. Sedangkan budaya-budaya yang membuat film pornografi atau foto-foto wanita telanjang bulat itu terlalu ekstrim ke kanan. Kekristenan berdiri tepat di tengah-tengah. Bukankah segala kebenaran di dunia ini memang tidak ada yang terlalu ekstrim? Semua kebenaran adalah hal yang "berdiri tepat di tengah-tengah". Seperti misalnya kalau kita mendengarkan musik, suaranya tidak boleh terlalu pelan (karena nanti musiknya tak kedengaran oleh telinga), tapi juga tidak boleh terlalu keras (karena akan merusak gendang telinga). Kalau kita mengendarai mobil, kita tidak boleh terlalu pelan (karena akan membuat waktu kita terbuang banyak), dan kita tidak boleh juga terlalu cepat/ngebut (karena akan memicu kecelakaan lalu lintas).
Apakah konsep Kristen ini bisa memicu bahaya pornografi dan pemerkosaan? Saya yakin tidak. Nyatanya, tingkat terjadinya pemerkosaan di negara-negara timur justru lebih tinggi daripada negara-negara barat. Ini buktinya:
http://womanstats.org/newmapspage.html
http://womanstats.wordpress.com/2013/01/16/the-high-rape-scale-in-saudi-arabia/
Apakah ini berarti kekristenan membolehkan sikap orang-orang barat yang suka berjalan ke mana-mana pakai bikini, ke universitas pakai bikini dsb? Bukan itu maksud saya. Meskipun saya mengatakan memakai bikini dan tank top itu boleh, tetap saja harus dilakukan dalam konteks yang tepat. Pakai bikini boleh saja dalam konteks di pantai atau jadi bintang iklan swimsuit. Kalau misalnya pakai tank top di gereja atau di sidang paripurna DPR ya tentu saja gak boleh. Semua harus dilakukan sesuai konteks situasi dan kondisinya. Sama halnya seperti: boleh gak kita meludah? Kalau lagi di WC ya boleh, kalau lagi di depan presiden ya gak boleh. Atau contoh lain: boleh gak cowok pakai celana pendek? Kalau lagi di rumah ya boleh, kalau lagi di pesta resmi ya tentunya gak boleh.
Jadi kesimpulannya, kekristenan bukanlah suatu agama yang tidak memiliki konsep jelas mengenai "pengumbaran aurat", justru kekristenan memiliki sudut pandang teologis yang mendalam mengenai keindahan tubuh. Bagi para pembaca yang beragama non Kristen (terutama yang islam), saya tidak menyuruh anda untuk setuju dengan pandangan ini. Silahkan anda tetap memegang konsep agama anda. Yang saya inginkan adalah anda menghargai pandangan Kristen ini. Marilah berhenti menghina konsep agama lain. Sama seperti orang Kristen menghargai orang-orang islam yang memakai jilbab atau cadar, hendaknya orang islam pun juga menghargai orang-orang Kristen yang berkarir di dunia modeling ataupun mengikuti Miss World. Indonesia bukanlah negara syariat, Indonesia justru memiliki semboyan "Bhinneka Tunggal Ika". Janganlah acara Miss World dilarang dengan alasan "Indonesia ini negara mayoritas Islam". Marilah kita menghargai perbedaan-perbedaan yang ada. Kalau orang Kristen menyelenggarakan Miss World, tolonglah saudara yang muslim menghargai itu. Toh orang Kristen juga selama ini selalu menghargai jilbab ataupun cadar atau budaya islam lainnya.
Akhir kata, mari kita bersama-sama menjunjung semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Marilah menghargai keberagaman yang ada. Betapa indahnya saat kita semua bersatu sebagai bangsa di tengah-tengah segala keberagaman perbedaan.