Ia bergegas memasuki dada,
Membiarkan degup jantungnya membelai rasa.
Seonggok busuk menusuk
menembus keluar, lalu
bersekutu dengan waktu.
Dicampakkannya aroma itu ke
dasar rasa yang tulus,
bergema bersama irama sukma yang
menganga pada belas kasih.
Malam sungguh bergema!
Menerbangkan hitamnya
Memasuki hadirat Asal.
Ia yakin teguh,
Malam akan menemaninya
dalam kehangatan asali.
(Metland, Cakung, 20/6/2014)