Penambahan kursi pimpinan dewan dan majelis jelas mempertontonkan politik dagang sapi. Tidak heran P3 enggan menyetujui dan mau hadir. Jelas bukan soal idealisme namun iri dan pengin semata. Ditambah riuhnya "kekelirian doa" makin lengkaplah dagelan politik bangsa ini. Kompromi beda dengan politik dagang sapi. Politik itu seni kompromi untuk menemukan titik temu, di sinilah diperlukan keulungan politikus.
KEMBALI KE ARTIKEL