Diskusi hangat, penuh persaudaraan, dan diiringi dengan derai tawa, makan camilan ala pesta rakyat, kacang rebus, ubi bakar, minum kopi hitam, dan tidak ada jarak. Habib Riziek tidak lagi garang namun lembut, mendengarkan, dan teduh menyimak apa jawaban yang aku sampaikan. Beliau mengundangku untuk urun rembug bagaimana FPI ke depan terutama 2017 ini.
KEMBALI KE ARTIKEL