Ingat kisah rekan yang menceritakan seorang murid yang berteriak, atau membentak di sebuah bus kota yang padat. Anak ini cewek, kecil, pendek, dan kalau dijemput ayahnya dengan motor pun duduk di depan, karena belakang ada kotak, nyaman saja, padahal waktu itu, ia kelas sembilan atau tiga sekolah menengah pertama. Siswi ini crewetnya minta ampun, tapi soal kepemimpinan dan keberanian tidak ada duanya. Bus penuh sesak, penyakit masyarakat kita itu berjubel di pintu, dan bahkan tidak peduli dengan yang lain. Melihat itu rekan saya, ibu-ibu, diam, dan pas dengar si murid teriak, ia kaget, kagum, apalagi ketika semua mata tertuju pada anak ini dan label sekolah yang ia kenakan.
KEMBALI KE ARTIKEL