Kita masih ingat beberapa waktu lalu kalau menjelang mudik begini telah stres membayangkan kereta api. Penumpang saling berebut, naik lewat jendela, bahkan ada ironi yang dikedepankan kala itu, mengusung gerbong sapu jagad yang tidak ada bangku, lampu, dan pokoknya kotak sabun yang penting bisa mengangkut penumpang. Kereta lokal juga tidak jauh berbeda. Naik di atap, jatuh karena tersengat listrik, jatuh karena terpeleset masih saja bangga dan tidak ada pembenahan. Itu semua sudah berubah.
KEMBALI KE ARTIKEL