Lagi-lagi persoalan maaf, kesalahan yang berusaha ditutupi, dan model menyembunyikan diri dari pertanggungjawaban atas perilaku. Belum juga dingin masalah catut mencatut yang melebar ke mana-mana, hingga ada kata keras kepala, sarap, dan menyebut orang lain dalam permufakatan jahat, sama sekali tidak ada ungkapan maaf, apalagi hukuman. Kasus yang awalnya hanya persoalan pimpinan dewan bertemu pengusaha, melebar ke mana-mana, saling bela, saling seran dan tidak ada maaf hingga hukuman pidana sama sekali. Pembelaan yang malah memperbesar masalah dan bukannya meneduhkan apalagi menyelesaikan.
KEMBALI KE ARTIKEL