Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik Pilihan

Pemerintahan Jokowi, Rezim Positif, Pemberi Harapan Di Tengah Pesimisme

7 Desember 2015   07:15 Diperbarui: 7 Desember 2015   07:29 1708 20
Pemerintahan ini mungkin yang paling gaduh setelah masa awal kemerdekaan. Saat itu banyak orangĀ  merasa pantas dan merasa berjasa, sehingga kabinet dan parlemen silih berganti. Ketika kini kedewasaan dan demokrasi makin dewasa, bentunya berbeda. Hari ini pemerintah yang oleh sebagian warga negeri merasa tidak memilih dan memiliki, membuat argumen-argumen yang asal pemerintah tidak baik. Sikap melaju ke depan dan tidak peduli dengan masukan negatif patut mendapatkan apresiasi yang baik.

  • Rastra. Beras rakyat sejahtera menggantikan kata beras rakyat miskin. Ahli psikologi dan motivasi sering mengatakan apa yang dikatakan itu yang akan menjadi kenyataan. Demikianpun semua agama sepakat bahwa apa yang telah diyakini dan diimani lebih banyak terjadinya. Selama ini kita justru telah memberikan label dan cap bahwa akan miskin terus menerus. Hal ini fundamental baik dalam bersikap maupun dalam bertindak. Berbeda dengan yang dulu-dulu mengubah namun bukan esensi, seperti SMA ke SMU ke SMA lagi atau SLTP ke SMP, departemen ke kementrian namun tidak diikuti oleh sikap mental dan perilaku, hanya di atas kertas. Miskin itu termasuk sikap mental. Bagaimana yang kaya saja tidak malu mengaku miskin demi BLT dan kawan-kawan, atau masih ngobyek jelas bukti ada di ketua dewan.
  • Mengurangi Subsidi. Bertahun-tahun hanya berkutat dengan persoalan subsidi. Yang tidak tepat sasaran lah, yang membebanilah, atau memanjakan dan banyak lagi. Subsidi adalah kewajiban negara terhadap warganya yang tidak mampu, dalam pelaksanaan penyelewengan itu masih banyak. Menaikan harga BBM memang akan menjadi gejolak, namun tetap dilakukan karena memang telah terjadi pemborosan. Pengalihan itu juga terlaksana dan bisa.
  • Tindak nyata bukan semata wacana. ide demi ide mencuat, soal bebas narkoba namun tidak berani menghukum tegas. Mengatakan kemalingan laut besar, namun mengamankan tidak pula dilakukan. Sikap memusuhi dari beberapa negara tetangga itu sebuah reaksi sesaat yang sangat wajar, namun keberanian memutuskan itu sangat penting dan terjadi. Sekarang, setahun lewat tidak ada lagi suara sumbang itu.
KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun