Siapa yang tidak tahu kualitas anggota Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia, baik secara individu ataupun kelembagaan. Mulai dari seleksi, pemilu, hingga kinerja, lebih banyak buruk dibandingkan baiknya. Politik uang, sehingga orang dari dunia antah barantah bisa menjadi anggota dewan. Seleksi mengandalkan perkawanan dan uang menenggelamkan perjuangan politisi yang bekerja sekuat tenaga merangkak dari bawah. Membeli suara dan manipulasi data telah banyak dibahas dan dikupas. Kinerja tidak perlu lagi berpanjang lebar, karena selalu diungkapkan, dibicarakan, namun tidak ada perubahan. janji legeslasi yang selalu saja gagal terpenuhi, ruangan bahkan paripurna jarang penuh, selalu meributkan anggaran dan kunjungan terutama ke luar negeri, korup, dan memakai staf ahli yang menandakan tidak mampu.