Bangsa yang besar dibangun di atas perbedaan yang bisa dikelola dengan bijaksana, dewasa, dan saling menghormati. Penghormatan bukan semata wacana, hukum perundangan, atau jargon-jargon di dinding, di jalan, di ruang-ruang publik lainnya, namun juga dengan menjaga perasaan satu sama lain. Sikap menghargai dan menghormati tulus bukan demi kepentingan sesaat, politis, atau alasan apapun namun benar-benar keluar dari hati yang paling dalam. Ungkapan saya menghargai, menghormati, atau menyatakan dengan bahasa-bahasa kelompok tertentu agar kelihatan toleran, namun di belakang, pola pikir, dan sikap ketika di tempat lain berbeda.