Presiden ketiga ini memang hanya singkat sekali memimpin negeri yang membanggakan bersama. Sinkat namun memberikan arti yang banyak, dengan keberanian mengadakan pemilu dengan waktu yang berdekatan, bukan mempertahankan kursi yang diperolehnya. Pemilu yang wajar hasilnya di masa transisi yang begitu penuh euforia dan menghasilkan sikap emosional berlebihan dibandingkan rasionalitas berbangsa.