14 Januari 2025 17:07Diperbarui: 17 Januari 2025 11:26457
Ada sesuatu yang magis tentang Kota Yogyakarta. Bukan sekedar tawaran romantisme kawasan Malioboro atau wisata Kaliurang, ataupun keriuhan mahasiswa yang duduk di pojok kafe, melainkan banyak  pengalaman kecil yang terselip sederhana yang berkelip seperti permata belum terasah oleh permenungan kita. Setelah sekian lama meninggalkan kota ini, saya dan keluarga kembali untuk menjajaki keramahannya. Kami mencoba beragam wisata dan kuliner namun ada satu hal yang tak pernah bisa lepas, sederhana namun bermakna, permata tak terasah : sepiring nasi gudeg bakulan dan segelas teh hangatbeserta nasi kucing  di bawah tenda angkringan.Â
Menikmati sarapan nasi gudeg di Yogyakarta adalah pengalaman tersendiri. Bayangkan ini. Di tepi jalan, ketika pagi baru mulai menyapa, sangat lumrah menemukan mbok penjual menyajikan sepiring nasi gudeg, suwiran ayam, telur dan tahu tempe bacem ditemani krecek pedas. Bagi sebagian orang, gudeg bukanlah pilihan menu karena cita rasa manis yang kadang sulit dicerna oleh sebagian orang. Namun bagi saya yang berasal dari wilayah Timur Indonesia, beberapa penjual gudeg meramu masakan ini dengan konformitas tingkat manis yang pas bagi lidah saya. Gudeg langganan saya adalah milik Bu Sri yang berjual saban hari di wilayah Sorowajan Yogyakarta, dan entah bagaimana saya sangat menyukai perpaduan bubur, krecek pedas, daun kates, suwiran ayam dan ceker ayamnya. Dan jika suatu waktu pilihan saya adalah mbok penjual gudeg di wilayah Demangan yang ketika saya meminta tambahan krecek  maka ia tanpa segan menuangkan begitu banyak krecek beserta kuahnya hingga melimpah ruah sambil berujar kalau saya ingin tambahan lagi tinggal memintanya saja. Tidak ada hitungan porsi yang ketat, tidak ada keluhan soal untung rugi, yang ada hanya senyum tulus yang mengiringi piring yang ia sodorkan. Ah, keramahan itu! Sebuah kehangatan yang tak bisa saya beli di tempat lain, yang selalu menjadi alasan bagi saya untuk kembali.
Lain lagi dengan suami saya. Lucunya meski setelah makan kenyang di rumah atau kuliner modern di rumah makan yang cukup fancy, ia selalu menyempatkan diri untuk berhenti di sebuah angkringan. Katanya, bukan soal teh hangatnya yang istimewa, tetapi soal percakapan kecil dan sambutan ramah si penjual yang menjadikan layanan yang ia rasakan terasa personal. Ia seakan menikmati kala sang penjual meracik teh atau pun susu sebelum disajikan. Baginya, berada di bawah tenda angkringan adalah momen yang membuat waktu dan dunia terasa melambat. Tiada hiruk pikuk yang memaksa, beban pekerjaan dan persoalan seakan lepas, dan yang tampak adalah kesederhanaan yang tersaji dalam gelas kaca dan pinggan. Â
Filosofi yang ada di Angkringan dan Bakulan Gudeg
Di tengah dunia yang hiruk pikuk, saling sikut, keramahan para penjual tua di warung dan bakulan tradisional ini mengingatkan banyak nilai kemanusiaan yang mulai tergerus. Kita masih dapat melihat nilai-nilai yang sudah mulai langka di dunia yang semakin cepat ini. Ketekunan, kesabaran dan keramahan yang disodorkan pada semangkuk piring dan segelas teh dengan senyum tulus. Obrolan penuh tawa di bawah tenda terpal terasa hangat dan dekat. Dengan modal lima ribu atau sepuluh ribu rupiah, kita tak akan kekurangan kasih dan perhatian di sana. Di tengah persaingan dan saling sikut untuk mencapai puncak, keramahan yang sederhana justru mengajarkan lebih banyak tentang kemanusiaan. Hanya dengan segelas teh panas dan senyum sang penjual.
Jika direnungkan, keberadaan gudeg bakulan dan tenda angkringan ini seakan berjibaku dengan modernitas.  Tapi keberadaannya seakan menjadi permata yang belum terasah permenungan setiap pengunjungannya.  Mereka adalah ruang di mana nilai-nilai luhur seperti keramahan, ketekunan dan keikhlasan masih hidup. Kita mungkin hanya membawa uang sepuluh ribu rupiah, tetapi di sana kita mendapat lebih dari sekadar makanan maupun minuman.  Kita mendapatkan pengalaman, perhatian personal, dan mungkin rasa bahwa kita berarti—meskipun hanya sebagai seorang pelanggan yang mampir sebentar.
Jixie mencari berita yang dekat dengan preferensi dan pilihan Anda. Kumpulan berita tersebut disajikan sebagai berita pilihan yang lebih sesuai dengan minat Anda.
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Akun Terverifikasi
Diberikan kepada Kompasianer aktif dan konsisten dalam membuat konten dan berinteraksi secara positif.