Beberapa waktu belakangan, dunia maya Indonesia diramaikan dengan kisah perseteruan seorang pesohor tanah air dengan anak perempuannya. Warganet terpecah setidaknya dalam 2 kubu, kubu mendukung sikap sang pesohor karena atributnya sebagai seorang ibu dan kubu sebaliknya yang mengkritik keras bahwa sikap sang pesohor tersebut adalah representasi pribadi dengan
Narcissistic Personality Disorder atau NPD. Terkait kubu kedua, tentu kita tak bisa menjustifikasi pribadi sang pesohor sebagai seorang NPD tanpa verifikasi klinis atau diagnosa pakar terkait. Namun menarik untuk melihat kasus ini karena seperti terjadi pembiasan dan dilema kultur ketika harus melihat dari sisi, mungkinkah seorang ibu bersalah dengan memberikan beban dan mengorbankan mental anaknya demi egonya? Ataukah seorang anak, bagaimanapun juga harus tunduk pada drama seorang ibu meskipun ibu tersebut mengidap NPD? Pertanyaan-pertanyaan seperti ini mengulik saya yang juga seorang ibu untuk melihat seperti apa ibu dengan NPD dan apa dampak yang mungkin ditimbulkan serta bagaimana anak menghadapi kondisi ini.
KEMBALI KE ARTIKEL