Mohon tunggu...
KOMENTAR
Seni

Seni, Kesadaran Kolektif dan Kekuasaan: Dari Guernica hingga V for Vendetta

30 Desember 2024   17:45 Diperbarui: 1 Januari 2025   10:47 176 4

Seni Lukis  dan Kesadaran Kolektif

Dalam film V for Vendetta, yang merupakan adaptasi dari novel grafis (komik) berjudul sama karya Alan Moore dan ilustrasi oleh David Lloyd, dunia digambarkan berada di bawah kendali rezim totaliter yang menekan segala bentuk kebebasan, termasuk seni, agama, dan karya intelektual serta budaya lainnya. Rezim ini menghancurkan segala sesuatu yang dianggap mengancam kekuasaannya, menghapus sejarah, mengekang imajinasi, dan menutup ruang untuk dialog kritis. V, sang tokoh utama yang misterius melakukan agitasi dan perlawanan terhadap rezim ini dengan membuka ruang kesadaran kolektif perlawanan di balik Topeng Guy Fawkes. V mencoba menanamkan ide, yang diyakininya adalah sesuatu yang tak akan mudah dihancurkan bahkan oleh rezim terkuat sekalipun. 

Beneath this mask, there is more than just flesh. Beneath this mask there is an idea... and ideas are bulletproof 

Sepertinya Alan Moore, sebagai penulis memahami dengan baik konsep kesadaran kolektif yang dikemukakan sosiolog Émile Durkheim dalam The Division of Labor in Society.  Durkheim mengemukakan bahwa kesadaran kolektif sebagai sekumpulan nilai, kepercayaan, dan norma yang dimiliki bersama oleh masyarakat memainkan peran penting dalam menjaga kohesi sosial dan stabilitas dalam masyarakat. Tidak heran dalam literatur terkait setelahnya, banyak yang mengeksplorasi tema bagaimana rezim totaliter mengendalikan dan mengubah kesadaran kolektif masyarakat untuk mempertahankan kekuasaan mereka. 

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun