Pernah dengar kata
baper atau bahkan sering menggunakan kata ini? Jika diingat, istilah ini mulai sering digunakan sejak tahun 2014 atau setidaknya tahun 2015-an. Istilah ini muncul dan berkembang melalui media sosial, obrolan sehari-hari, dan konten-konten digital, terutama di kalangan anak muda.
 Baper adalah semacam perasaan yang muncul tidak sengaja yang bila diteruskan dapat menimbulkan komplikasi berkelanjutan, saya kutip ini dari sebuah
meme anonim di sosial media. Ada
meme lain menulis baper sebagai suatu perasaan yang sering terjadi pada orang yang sangat sensitif. Singkatnya, istilah
"baper" memang punya daya tarik tersendiri. Awalnya, kata ini dipakai untuk menggambarkan seseorang yang terlalu sensitif atau gampang terbawa perasaan—misalnya, terlalu serius menanggapi hal-hal yang sebenarnya cuma bercanda. Bayangin saja, ketika kita sedang berbincang santai tiba-tiba ada yang bawaannyaseperti mau berdebat serius. Gampang tersinggung, mudah terharu, atau mendadak
mellow karena hal kecil; itulah ciri-ciri
baper. Kalau anda masih sulit membayangkan juga, ingat saja momen ketika anda mudah nangis pada saat melihat orang yang sedang bernapas karena akan mengingatkan anda pada mantan yang juga sedang bernapas
 #eh
KEMBALI KE ARTIKEL