Dalam pelaksanaan magangnya, ProCodeCG biasanya memiliki beberapa project yang ditangani secara internal. Dalam pelaksanaannya, tiap mahasiswa magang terbagi ke dalam tim dan memiliki timeline pengerjaan masing-masing. Untuk membantu tracking pekerjaan magang, ProcodeCG menggunakan trello.
Permasalahan yang dihadapi oleh ProcodeCG adalah, Trello sudah menetapkan tarif dalam layanannya. Hal ini membatasi pekerjaan ProCodeCG dalam mengatur pengerjaan pekerjaan magang mereka. Contohnya, trello membatasi hanya bisa menggunakan 10 board dalam 1 workspace. Ini akan berdampak pada kinerja ProcodeCG, mengingat banyaknya pekerjaan magang yang mereka miliki.
Proyek ini melibatkan tim mahasiswa dari berbagai jurusan, termasuk Teknologi Informasi, Desain Komunikasi Visual, dan Ekonomi. Mereka bekerja sama dengan warga desa untuk menciptakan sebuah website yang bertujuan untuk memfasilitasi pemasaran produk-produk lokal secara online, sehingga membuka akses pasar yang lebih luas dan meningkatkan pendapatan para pelaku usaha mikro di desa tersebut.