Bahkan sebelum itu, sederet nama artis Korea seperti JongHyun, Cho Geum Sam, Kim Sung Min juga diketahui meninggal karena bunuh diri.
Masyarakat kerap hanya tahu bahwa kehidupan sebagai artis, tokoh terkenal, public figure, orang dengan ekonomi yang terbilang mapan atau kaya itu serba enak. Seperti dekat dengan kemewahan dan kenyamanan. Nyatanya wajah penuh senyum, kebahagiaan yang dipancarkan di muka publik hanyalah topeng yang tengah dipakai. Keadaan tertekan, stress, dll kerap dipendam dan disembunyikan sendiri akibat kurang mampu mengolah kondisi psikologis dengan baik sehingga merasa diri tidak berguna.
Tekanan yang tinggi memang berpotensi siapapun ingin melakukan hal-hal instan untuk menyelesaikan masalahnya. Nah, bagaimana caranya agar setiap orang tidak melakukan tindakan-tindakan yang justru menyakiti diri sendiri.
"Seseorang harus punya resiliensi atau daya lenting yang baik. Kita juga nggak bisa judge orang ,yang mau bunuh diri," kata Debora Basaria, psikolog klinis remaja dari Libera Insani, sekaligus dosen psikologi klinis dan komunikasi di Universitas Tarumangara.
Resiliensi dikenal sebagai daya lenting. Istilah psikologi ini dicetuskan pertama kali oleh Grotberg. Menurutnya, orang dengan resiliensi yang baik umumnya mampu bangkit lagi sekalipun sudah terpuruk, jatuh dalam kondisi paling parah. Biasanya kondisi terpuruk beragam seperti diceraikan oleh pasangan, konflik keluarga yang berat, jatuh dalam kondisi ekonomi parah, tekanan eksternal yang tinggi, bullying, trauma berkepanjangan, hingga berujung pada depresi, dll.
Sebenarnya setiap orang, tidak hanya dalam golongan artis saja pernah berada dalam kondisi terparah atau terburuk dalam hidup mereka. Namun hebatnya sosok yang daya lentingnya kuat punya kemampuan hebat untuk beradaptasi dengan situasi yang penuh tekanan. Tentunya perlu proses bagi seseorang untuk menerima kondisi terburuknya.