Mohon tunggu...
KOMENTAR
Inovasi

Telkom oh Telkom (Terjebak)

10 Januari 2012   07:50 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:05 1351 0
Sebuah SMS dari rekan kerja yang sedang membayar tagihan kantor:

Aku ke Telkom dulu, mau tanya tentang pembayaran Speedy. Bulan lalu tagihannya seperti biasa, Rp. 217.000, sekarang jadi Rp. 330.000,-.

Lalu aku reply:

Aku telpon 147.

Gpl (gak pake lama), aku pencet 147. Walau harus merelakan pulsa terpakai paksa karena harus mendengarkan iklan tentang flexy, gak apa-apalah daripada penasaran. Setelah lebih kurang 60 detik, tersambunglah dengan sang customer service. Suaranya sih cukup merdu, berhubung tensi sudah naik, tetep aja gak bikin hati adem. Tanpa basa-basi, langsung kutodong: "Kok tagihan speedy saya naik?" dan, jawaban formal kemudian tersaji dengan cepat (kalah deh restoran cepat saji! hehehe...): "bisa minta nomer speedy atau nomer telponnya?". Kusebut dengan cepat, dan dijawab dengan cepat pula; "Baik, Ibu, akan saya cek datanya, dimohon tunggu sebentar".

Sembari menunggu, aku ngobrol dengan seorang teman sambil mengeluh: "Suwene, reek!" dan konyolnya, dijawab pula oleh si CS: "mohon bersabar ya, bu!"  hahahah.... Lalu, si CS pun menjelaskan bahwa program yang kuikuti adalah personal loan (kok kayak kredit di Bank) dan biayanya sekitar Rp. 295.000,-

"Lhoooo.... Mbak, aku khan pake speedy unlimited yang tarifnya Rp. 195.000,-?" protesku. si CS menjawab: "Akan saya sampaikan ke bagian terkait untuk cek dan re-check ya, bu...! Di mohon tunggu sebentar"

Tak berapa lama, suara seorang laki-laki sayup di telingaku yang lagi-lagi sedang ngobrol sambil menjauhkan gagang telpon. Intinya, kantorku ikut paket yang Rp. 295.000,- tetapi pada masa promo (Jan-Des 2011) ada diskon Rp. 100.000,-. Sekarang, masa promonya sudah habis dan tarif kembali normal.

Akupun meradang. "Kok tidak ada pemberitahuan ke kami bahwa masa promonya sudah habis, Pak?" Si bapak CS lago-lagi menjawab dengan santai, datar, tanpa emosi, dan fasih: "TELKOM tidak pernah melakukan pemberitahuan ke pelanggan dan kewajiban pelangganlah untuk bertanya kepada TELKOM".

haduuh...haduuh.... Bapak'e..! manalah ingat saya dengan promo yang sudah setahun lalu?

Hmmm....jadi begini ya standar pelayanan di TELKOM. Tak heran, lama-lama telpon dan speedy rumah pada diputus. Telpon rumah punyanya ortu, saudara, dan tetangga di desa sudah pada di putus. Lalu, seminggu yang lalu, telpon rumah punyanya pak Boss juga diputus, dengan alasan yang tak jauh beda: karena pelayanan purna jual yang non costumer oriented. Seandainya, kejadian ini menimpa Bapak/Ibu, Saudara/i, Adik/Kakak, Pak dhe/Bu dhe, apa yang akan dilakukan. Kalau saya, akan mengurus migrasi/alih paket ke yang lebih murah atau PUTUS HUBUNGAN! hehehe......

Salam AOLENG

Surabaya, 10 Januari 2012

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun