Bagian 1. Asal Muasal
Entah mengapa, (perasaan) jenuh hari ini membaca satu per satu tumpukan surat kabar di kantor. Berita ekonomi, politik, olahraga, dan hukum terlebih isu “gayus” membuat aku sedikit mual. Tapi aku bersyukur, setidaknya ini hari tidak ada berita soal Boy Band “SM*#H”.... Bisa benaran muntah. Hahaha.
Eiiittsss....! ada yang menarik nih, pikirku. Ya, satu berita tentang fenomena “bunuh diri” yang terjadi di Mall dalam sepekan memasuki tahun 2011. Melansir data dari kepolisian, ditulis bahwa terjadi peningkatan kasus bunuh diri jika dibandingkan tahun 2009, khususnya bunuh diri di Mall. Spontan aku berujar dalam hati, “terkenal dengan cara yang aneh..”.
Sepulang dari kantor, aku berharap setidaknya bisa beristirahat di “apartemen indah”. Ruangan 3 x 3 M yang memang bagiku layaknya sebuah apartemen mewah. Iseng kemudian mulai menyalakan TV pinjaman Ibu Kost. Chanel 16 menjadi pilihan sebab stasiun TV itu memang meng-klaim bahwa mereka merupakan Stasiun TV Berita.
“Ya Tuhan, Kok berita ini lagi ?”.. protesku namun sambil memperhatikan berita pilihan pemirsa. Kebetulan, program berita menayangkan fenomena (lagi-lagi) bunuh diri di Mall. Tanggapan pemirsa atas pilihan beritanya membuatku penasaran.
Intinya dia mengatakan “saya menghimbau kepada seluruh warga Indonesia agar jangan mudah menyerah dan menguatkan iman. Betapa sulitnya keadaan kita, pasti ada jalan keluar”. Dan aku pun menghela nafas.
Berita tersebut juga menyisipkan interview seorang psikolog. Psikolog itu dengan penuh keyakinan mengatakan bahwa kasing sayang dan perhatian menjadi kunci mengatasi masalah dpresi yang bisa berujung bunuh diri. Mirip lagu “Apa mau mu - sang alang” gumamku.
“kokain, morfin, ganja... cognac, mansion house, whiskey cola. Teman paling setia tuk hadapi rasa kecewa........ ”
Dari satu berita diatas, aku menemukan setidaknya ada 3 kata kunci : iman, depresi dan bunuh diri. Kata kunci yang kemudian berkembang liar menjadi pertanyaan dosa-kah, takdir-kah atau solusi ?? Jujur, aku bukanlah orang yang religius dan memahami agama. Bagiku, sebelum bicara agama, aku lebih suka melihat sesuatu dari perbuatan. Cukuplah parameter “perbuatan” tersebut dibenahi terlebih dahulu.
Bagian 2. Ruang Debat
Diruang dan waktu tertentu, seorang muda bertanya kepada seorang tua (katanya) bijaksana tentang hal yang menggangu pikirannya. Dengan alasan mencari pencerahan, orang muda tersebut mulai bertanya. Anak Muda (AM), Pak Tua (PT)
AM : Pak, jika seseorang bunuh diri, apakah ia akan masuk sorga ?
PT : Oh, tergantung kamu memandangnya anak muda... jawab Pak Tua agar terkesan bijak.
AM : Tapi pak, bukankah bunuh diri merupakan perbuatan yang dimurkai Tuhan ?
PT : Betul nak, sebab tidak seujung kuku-pun apa yang ada di diri manusia kepunyaan manusia. Semuanya milik Tuhan. Semuanya memiliki kehendak yang meliputi segala sesuatu. Tidak ada satu perbuatan makhlukpun yang keluar dari kehendak-Nya. Segala sesuatu yang terjadi semuanya di bawah kehendak Tuhan, entah itu disukai atau tidak disukai.
AM : Oooo.., artinya kita dilarang ya Pak..?
PT : Betul.
AM : Masuk neraka ga Pak ?
PT : Ada agama yang mengatakan bahwa bunuh diri mendapat “upah” neraka, namun ada juga yang menilai meskipun bunuh diri perbuatan berdosa, soal neraka dan surga merupakan otoritas yang Maha Kuasa. Intinya, perbuatan bunuh diri merupakan perbuatan yang melanggar norma.. asusila.. tidak baik !
AM : Oooo... Kalo bom bunuh diri atau bunuh diri atas dasar perjuangan artinya sama buruknya pak..? Misal, jaman kemerdekaan dulu kan ada pejuang yang mati bunuh diri meledakkan gudang senjata Belanda.. (inspirasi Film.. hehe).
PT : (mulai mengernyitkan dahi, kuatir anak muda tersebut jangan-jangan mulai “gila”).. maksud kamu seperti bom bali begitu ? Ya, Bapak memandang hal itu salah.. kan ada usaha lain. Kalo soal jaman Belanda... no comment, nanti Bapak dibilang menghina “pahlawan”..
AM : Usaha lain..? Iya ya pak, kita memang harus berusaha terus sekaligus berdoa.. Seperti ungkapan “ora et labora”. Tapi ada yang bilang “jodoh, kehidupan dan kematian” itu Tuhan yang ngatur.. betul pak ?
PT : Betul itu.. khusus kematian, manusia pasti mati, hanya caranya saja yang berbeda-beda.
AM : Artinya, bunuh diri tidak berdosa Pak.. kan Bapak bilang tadi, cara kematian berbeda-beda.Bunuh diri kan hanya salah satu “cara mati”. Mungkin saja Tuhan berkehendak seseorang bunuh diri untuk mengingatkan manusia lainnya agar menghargai hidup dan terus berjuang hidup. Saya pernah baca ayat “(Allah) Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun (Al Mulk / QS. 67:2)”. Kemudian adalah surah Ali Imron ayat 185 : “Dan setiap yang bernyawa tidak akan mati kecuali dengan izin Allah,sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya”. Ada juga kutipan “sebab upah dosa ialah maut, tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan Kita. Roma 6 :23”.
PT : (..... benar-benar sudah gila anak ini.. kasihan) Nak, kamu jangan bunuh diri ya..
Dan Pak Tua meninggalkan diskusi yang belum selesai...
“Apakah anda (masih) memandang bunuh diri adalah kegiatan manusia-manusia pengecut/pecundang hidup (loser) ??”