Indonesia telah bermain dibawah standar akibat adanya pembatasan internal yang dibuat oleh KPSI. KPSI yang juga dikenal sebagai organisasi yang sebelumnya dianggap “menyelamatkan” sepakbola Indonesia, telah memulai langkahnya sejak sebelum kekalahan bersejarah Indonesia 10-0 dari Bahrain.Pada saat itu, lima pemain termasuk kiper kedua Kurnia Meiga, tiba-tiba memutuskan mundur dari Timnas. Keadaan ini telah merusak persiapan tim dengan sedemikian rupa. Gara-gara kejadian ini, kipper ketiga Indonesia yang sama sekali belum pernah dimainkan di pertandingan internasional harus menghadapi 4 tendangan penalti pada penampilan perdananya setelah kiper utama terkena kartu merah. Tentu saja, taktik semacam ini tersembunyi dengan sempurna akibat publik terlalu terkejut dengan kekalahan telak ini. Beberapa bulan kemudian, masalahnya sudah jelas saat Kurnia Meiga ternyata pindah ke klub yang bermain di ISL, liga yang didukung KPSI.