Walaupun banyak jemaat yang mengeluh karena persembahyangan dimulai terlambat dan keterlambatan mencapai satu jam, yang seharusnya dimulai pukul 12.00 WIB menjadi dimulai pukul 13.00 WIB, tetapi para jemaat tetap berdoa dengan khidmat. Selain karena terlambatnya persembahyangan, ditambah lagi cuaca dan udara yang panas yang membuat para jemaat mengeluh.
Di Candi Prambanan terdapat pula berbagai media yang meliput kegiatan persembahyangan tersebut, seperti SCTV, Metro TV, Jogja TV,dan RRI.
Sebelum dimulainya sembahyang pada hari Jumat (4/3/11) siang tersebut, terdapat beberapa proses yang harus dilalui, yaitu mendengarkan pidato para pemimpin umat, Pedande yang merupakan pemimpin umat Hindu menyiapkan sesaji, adanya tarian untuk menghaturkan sesaji, setelah itu melihat aksi ogoh-ogoh yang merupakan boneka replika yang dibuat besar yang merupakan boneka khas yang setiap persembahyangan pada hari raya besar seperti Nyepi pasti ada dan tidak mungkin terlewatkan. Setelah melewati proses-proses tersebut, baru dapat dimulailah sembahyang.
"Setiap sembahyangan di dalam agama Hindu, diucapkan mantra yang berbeda-beda. Pada hari besar Nyepi ini, salah satu mantra yang diucapkan adalah trisandya," papar Wawan salah seorang jemaat Hindu yang ikut beribadah di tempat itu.