Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Beda Pendapat Itu Pantang Bagiku

18 Desember 2011   04:43 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:07 178 1
"Goblok sekali orang itu! emangnya dia siapa melakukan aksi seperti itu?  Dia pikir dia itu tuhan... lalu dilanjutkan dengan khotbahnya berdasarkan keyakinan yang paling benar dengan huruf kapital seolah itulah yang wajib benar!"

demikian sebuah komentar di komunitas maya dengan member bervariasi dan jumlahnya lumayan tigaribuan.

Membaca komentar tersebut, saya seolah tidak percaya! segera saya coba telusuri siapa dia. Ajaibnya... ternyata beliau adalah seorang yang cukup makan garam di sebuah pendidikan tinggi... ya sangat senior.

Apa yang harus saya lakukan? sementara pesannya konyol! jika saja itu komentar dari seorang tidak terdidik tentu saya tidak tergelitik.

Bu... apa hak ibu mengatakan seseorang itu Goblok? bahkan juruselamat yang Anda yakini itu tidak pernah mengatakan goblok kepada umatnya!

alhasil... tidak berapa lama kemudian saya mendapat pesan yang mengaku admin : yang terhormat pak daniel, mohon segera menghapus komentar bapak, komentar bapak tidak sesuai dengan tujuan komunitas ini, yang menyerang, menohok member lain. jika tidak maka admin akan menghapusnya!

dengan senang hati silahkan dihapus! lalu bagaimanakah interaksi yang lebih baik? demikian jawabku...

tidak berapa lama kemudian postingan tersebut hilang berikut komentar-komentar cerdas di bawahnya.

saya lalu menelusuri siapa admin dan siapa komentator, adakah hubungan diantara mereka. Saya berkesimpulan ada hubungan emosional diantaranya.

********************

Apa yang bisa saya pelajari?

1. Tingkat pendidikan, banyaknya garam yang sudah dikonsumsi bukan jaminan buat seseorang untuk menerima kenyataan beda pendapat, mengakui kesalahan lalu menerima kenyataan sesungguhnya terlebih minta maaf,

2. Hendaknya hubungan emosional tidak menjadi alasan untuk berpihak pada sesuatu yang keliru,

3. Beda pendapat-beda pemahaman tidak akan pernah menjadikan seseorang mati seketika! jadi alasan apa yang bisa masuk akal untuk bereaksi ekstrim, benci, marah, beringas dan lain sebegainya yang berpotensi menimbulkan kerugian diri sendiri bahkan diri orang lain?

Untuk menenangkan diri ini terpaksa saya mengutip kalimat yang entah bersumber dari mana :

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun